Bonus Demografi Harus Mampu Meningkatkan Daya Saing Bangsa

0
1114

Prof. Ir. Rochmadi, SU, Ph.D, guru besar Teknik Kimia UGM hadir sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 di Auditorium IST AKPRIND Yogyakarta, Sabtu (15/9) melihat hadirnya bonus demografi di Indonesia pada tahun  2025-2035, dimana jumlah  penduduk usia produktif cukup banyak harus dimaksimalkan potensinya agar tidak membebani negara ini namun mampu untuk meningkatkan daya saing serta kemandirian Indonesia di segala bidang.

Bagi Prof. Rochmadi, filosofi pendidikannya Ki Hadjar Dewantara ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani masih tetap relevan sampai saat ini, yang bisa digabungkan dengan sistem Pendidikan 4.0. Sebagian dari penduduk usia produktif pada tahun  2025-2035 tersebut adalah generasi milenial dan generasi Z, yang saat ini baru pada tahap pendidikan dan tahap memasuki dunia kerja. Mereka itu menentukan nasib bangsa Indonesia di masa depan. Dengan segala kelebihan dan kekurangan sifat mereka, sistem pendidikan yang tepat untuk mereka perlu dirancang, agar generasi milenial dan Z ini pada saatnya nanti dalam memimpin, bangsa Indonesia menjadi mandiri di segala bidang.

Prof. Rochmadi, menambahkan pada saat era serba IT dengan dilandasi oleh kecerdasan buatan. Sehingga semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan relatif mudah, meskipun di sisi lain, sifat dan struktur kelompok manusia (masyarakat) juga ikut terpengaruh oleh perubahan teknologi manusia ini. Akibat dari perubahan dan kemajuan ini, bangsa yang kurang siap dengan perubahan ini bisa menjadi bangsa yang tergantung pada bangsa lain yang lebih menguasai perubahan dan kemajuan teknologi ini. Demikian juga dengan nasib bangsa Indonesia. Bila tidak siap dan tidak menguasai perubahan dan kemajuan ini, kita akan tergantung kepada bangsa lain, di bidang apapun. Nasib bangsa ditentukan oleh bangsa itu sendiri dalam hal ini menyangkut karakter manusia dari bangsa itu. Bangsa yang ulet, tekun, rajin, kreatif dan inovatif, tidak pernah menyerah, digabung dengan sifat koordinatif, bekerja secara tim, berintegritas tinggi, bangsa tersebut akan unggul terhadap bangsa lain. Semua ini pada dasarnya berasal dari unsur yang paling dasar dari bangsa itu, yaitu angkatan muda (pemuda), yang merupakan pemimpin bangsa masa depan. Karakter angkatan muda akan mempengaruhi nasib bangsa yang akan datang.Oleh karena itu, pengembangan angkatan muda ke arah yang tepat sangat penting, agar kelak bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri, tidak menjadi ekor bangsa lain. Salah satu kunci pengembangan angkatan muda tersebut terletak pada pendidikan angkatan muda; bagaimana mendidik dengan tepat agar pada saatnya nanti, saat mereka memimpin bangsa, menjadikan bangsa Indonesia mandiri dan unggul. Dengan kata lain, pendidikan menjadi kunci yang sangat vital, yang akan menentukan masa depan Indonesia, tambahnya.

Seminar Sains dan Teknologi (SNAST) tahun 2018 ini merupakan penyelenggaraan yang ke 7. Tahun ini SNAST mengambil tema “Aplikasi Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa” dan diikuti oleh 142 pemakalah yang akan dibagi dalam 14 kelas pararel sesuai dengan topik untuk mempresentasikan hasil-hasil penelitiannya. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi media diseminasi informasi hasil penelitian antar peneliti, perekayasa, praktisi industri, ilmuwan, para akademisi maupun pengambil kebijakan dan diharapkan dapat memperluas social networking serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan bangsa dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.  (tdj)