IST AKPRIND Kembali Torehkan Prestasi pada PPK Ormawa 2022

0
583

Mahasiswa Institut Sains & Teknologi AKPRIND kembali menorehkan prestasi gemilang. Melanjutkan tradisi tahun-tahun sebelumnya pada kompetisi kemahasiswaan, kali ini giliran kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Statistika (HIMASTA) berhasil mendapatkan bantuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2022.

Pengumuman lolosnya subproposal mahasiswa ini tertuang dalam Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek tentang Penerima Bantuan PPK Ormawa 2022. Subproposal berjudul Program Sociopreneur dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dusun Salam Krajan, Desa Wukirsari, Melalui Optimalisasi Proses Produksi dan Pemasaran Buah Kakao ini menjadi satu dari 378 subproposal yang berhasil mendapatkan pendanaan setelah bersaing dengan 2.078 subproposal dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Tim diketuai oleh Vigilius Daton Balamakin, dengan anggota Felinsia Hary, Kristina Millenia Seran, Regina Palmawati Osna Kaka, Vevencia Alenxandre Henriques, Caecilia Safira Ferni Marcellina Mitang, Maria Roslita Ina Mahala, Sofyan Sosnegher Ndelawa, Khatarine Chelsyani Lukus Putri, Kamelia Ofilda Evion, Maria Jeanne Natalia Pakaenoni, Septiana Paula, Umbu Sili Wolu, Petrus Chanelius Laumay, serta Joko Winarno. Tim ini dibimbing oleh Dosen Furusan Statistika IST AKPRIND Rokhana Dwi Bekti, S.Si., M.Si

Subproposal yang disusun oleh tim mahasiswa ini akan berfokus pada peningkatan kualitas dan pemasaran produk SAKA Granola sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di desa Wukirsari. Topik ini diambil lantaran selama ini produksi produk cemilan coklat yang diberi nama SAKA Granola oleh Ibu-ibu RT 02 di RW 33 dan RW 34 di Dusun Salam Krajan, Kalurahan Wukirsari Kapanewon Cangkringan Kabupaten Sleman mengalami beberapa kendala. Kendala ini berupa kurangnya minat beli konsumen, metode pemasaran yang belum efektif, desain kemasan produk yang kurang menarik, serta kurangnya variasi produk. Untuk itu, dengan adanya program sociopreneur ini, mahasiswa berkesempatan untuk memberikan pelatihan sebagai upaya mengoptimalkan produksi dan pemasaran SAKA Granola. (humas)