Dr. Ir. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T., IPM., merupakan Dosen Teknik Geologi Universitas AKPRIND Indonesia (Akprind University) yang berhasil meraih Pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek).
Dosen yang kerap dipanggil Ibu Sri tersebut berhasil meloloskan dua proposal Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Pada Program PkM, ia mengangkat tema tentang “Pemberdayaan Wilayah Pantai Selatan DIY Menuju Transformasi Kota Wisata dengan Aglomerasi Ekonomi Biru” dan pada Program Penelitian tentang “Pengembangan Geowisata Berbasis Inovasi Teknologi Geologi Bawah Permukaan pada Karst Gunung Sewu Jalur Lintas Pantai Selatan Yogyakarta.”
Pada cerita yang disampaikan ketika Podcast di Radio Istakalisa, Sri Mulyaningsih menceritakan proses perjalanannya dalam implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurutnya, proyek yang berlokasi di sepanjang Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Pantai Selatan ternyata melintasi Kawasan Karst Gunung Sewu.
“Karst itu ciri khasnya adalah lobang, selalu ada lobang di dalam lingkup tertentu gitu, nah ini bisa diamati nanti dengan menggunakan data geologi bawah permukaan, data yang digunakan ini nanti untuk mencari daerah yang rawan terhadap amblesan,” ujarnya.
Menurutnya, proyek tersebut berhubungan dengan upaya Pemerintah DIY yang sedang membangun jalan Tol dari Bawen ke Yogyakarta hingga Bandara NYIA dan dari arah Solo ke Yogyakarta. Selama ini, terdapat jalur perekonomian dan pariwisata di Yogyakarta di daerah Jalan Yogya-Solo, karena terdapat banyak pusat oleh-oleh. Maka dengan adanya jalan Tol yang melintas di atas Jalan Yogya-Solo diperkirakan akan ada penurunan pengunjung.
“Sehingga Pemerintah Daerah itu memberikan kebijakan bahwa Jogja harus beralih aglomerasi ekonominya tidak lagi menghadap ke utara tetapi menghadap ke selatan melalui JJLS tadi. Maka, kehidupan perekonomian itu akan dibangun di situ, maka penelitian dan pengabdian saya berhubungan dengan prosperity yang dipindahkan menuju ke Jogja wilayah selatan,” katanya.
Ketika ditanya mengenai kiat-kiat lolos pendanaan, Sri Mulyaningsih mengungkapkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun relasi dengan Pemerintah Daerah. Hal tersebut penting dilakukan untuk berdiskusi terkait kebutuhan dan keinginan mereka, khususnya tentang perekonomian dan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
“Nah setelah itu kemudian saya datang ke kabupaten menyampaikan niat untuk membuat proposal, dan mengajukan proposal pendanaan hibah. Saya dikasih saran di beberapa lokasi, saya datangilah salah satu diantaranya, dan saya datangi yang terjauh adalah Jepitu,” ujarnya.
Baca juga: Perkuat Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual, Satgas PPKS Akprind University Studi Banding ke Politeknik LPP
Baca juga: Audiensi PT Sinar Mas di Akprind University, Sosialisasi Personal Accident bagi Mahasiswa
Sesampainya di lokasi tersebut, ia bertemu dengan Lurah setempat yang menyambut baik kerja sama dan menyampaikan beberapa masalah yang dihadapi, seperti UMKM yang belum berjalan optimal dan produk yang belum tersertifikasi halal atau belum memenuhi standar kesehatan.
Sri Mulyaningsih juga mendapat saran untuk bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) karena wilayah tersebut memiliki potensi wisata yang cukup maju. Ia juga menjelaskan bahwa akan mengintegrasikan kedua aspek tersebut dalam proposalnya. Setelah proposal dibuat dan dikirim, ternyata proposal tersebut diterima. (humas)