Dalam rangka meningkatkan kompetensi untuk memerangi dan mencegah terjadinya pelecehan seksual di area kampus, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas AKPRIND Indonesia (Akprind University) melakukan studi banding dengan mengunjungi Satgas PPKS Politeknik LPP pada Kamis (4/7).
Satgas PPKS Akprind University yang hadir dalam studi banding tersebut yaitu Ketua Satgas PPKS Sisilia Endah Lestari, S.Pd., M.Hum., Wakil Ketua Erciana Mahmudah, S.Si., S.T., dan anggota PPKS Berliana Isel Utubira. Sementara itu, dari Politeknik LPP dihadiri oleh Direktur Ir. M. Mustangin, S.T., M.Eng., IPM., Ketua PPKS Arini Sabrina, S.Pd., M.Pd., beserta para anggota.
Dalam sambutannya, Mustangin menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sangat penting sebab pembentukan Satgas PPKS diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh sivitas akademika, baik itu karyawan maupun mahasiswa.
Menurutnya, keterlibatan semua pihak sangatlah penting. Dukungan dari rektorat juga sangat dibutuhkan, karena isu pelecehan seksual merupakan salah satu isu nasional yang harus dikendalikan dengan baik. “makanya tim juga selalu belajar bagaimana terus meningkatkan kompetensi sehingga kinerjanya dapat lebih efektif, karena memang mahasiswa perlu orang atau badan atau siapapun untuk tempat bercerita, maka dengan Satgas ini kita memberikan ruang bagi mereka untuk cerita ke kita tetapi rahasianya dapat terjaga,” ujarnya.
Sementara itu, Arini memaparkan rangkaian program kerja PPKS di Politeknik LPP. Dalam perjalanannya, Satgas PPKS memerlukan seleksi calon anggota yang ketat untuk memastikan hanya orang-orang terpilih yang menjadi Satgas PPKS. Hal tersebut juga ditunjang dengan pendanaan sebesar 15 Juta Rupiah setiap tahunnya.
Selain itu, untuk menunjang promosi atau kampanye, ia menyebutkan bahwa setiap sudut kampus harus terpasang poster atau spanduk. “Harapannya adalah setiap orang yang melewati area tersebut dapat teredukasi mengenai keberadaan dan peran Satgas PPKS,” katanya.
Ketika ditanya tentang penanganan kasus, Arini menjelaskan dengan adanya survei melalui aplikasi Google Form dapat membantu mengetahui ada tidaknya laporan. Sebab, banyak mahasiswa yang takut melapor langsung ke Satgas PPKS dan lebih memilih meminta bantuan teman untuk melaporkan.
Baca juga: Audiensi Akprind University dengan PT Sinar Mas, Tawarkan Jaminan Asuransi Kecelakaan bagi Mahasiswa
Baca juga: Sinergi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Universitas AKPRIND Tahun 2024
Setelah laporan diterima, penanganan segera dilakukan dengan menawarkan pertemuan dan memastikan bahwa Satgas PPKS siap melayani dengan menjaga kerahasiaan. Namun, keberlanjutan dari penyelesaian kasus tergantung pada persetujuan korban untuk ditindaklanjuti atau tidak.
Di sisi lain, untuk memunculkan kepercayaan kepada Satgas PPKS, pihaknya melakukan pendekatan dan pengenalan yang baik serta memperlihatkan kinerja PPKS. Ia dan tim berupaya menjadikan setiap laporan mahasiswa menjadi hal-hal yang dapat melindungi mereka. “Ketika mereka yakin dan percaya dengan Satgas PPKS bahwa masalah yang dilaporkan itu dapat terselesaikan, nah itu dari situlah akan timbul laporan-laporan selanjutnya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Satgas PPKS Politeknik LPP pada tahun 2023 berhasil mendapatkan Anugerah Merdeka Belajar Kampus Vokasi di Bidang Satgas PPKS dari Kemdikbudristek RI. Hal tersebut menjadi alasan Satgas PPKS Akprind University untuk tujuan studi banding. (humas)