Mahasiswa IST AKPRIND percepat Laju Pertumbuhan Ikan dengan “Micro Bubble Generator”

0
1852

Bisnis ikan gurami (Osphronemus gouramy) saat ini memilik prospek yang sangat menjanjikan. Kebutuhan akan ikan gurami yang merupakan komoditas unggulan pada budidaya ikan air tawar ini sangat tinggi. Namun belum mampu terpenuhi secara maksimal karena masih minimnya pasokan benih ikan gurami dalam ukuran tertentu dari para kelompok pembudidaya ikan. Ikan gurami sering dianggap sebagai ikan yang lama berkembangnya atau lambat tumbuh. Padahal ikan gurami merupakan ikan yang mampu berkembang biak secara alami dan mudah dalam pemberian pakan serta memiliki nilai ekonomis tinggi dengan harga jual yang relatif lebih tinggi dibanding jenis ikan air tawar lainnya seperti ikan lele, nila, bawal.

Peluang pembibitan ikan gurami ditangkap oleh lima mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2015 IST AKPRIND yang dibimbing oleh Dewi Wahyuningtyas, S.T., M.Eng. Kelima mahasiswa tersebut antara lain Firman Ardyansyah, Angli Pramudita Kusuma, Abidah Walfathiyyah, Nur Muthia Al Fitria , Vinsensius Fererius Cakreswara Acintyasakti Samastabuana mencoba melakukan penelitian untuk pengembangan bibit ikan gurami unggul menggunakan alat Micro Bubble Generator. Benih ikan gurami dipasaran dijual secara satuan dengan menggunakan istilah-istilah seperti ukuran kuku, ukuran silet, ukuran korek, serta ukuran bungkus rokok. Hal tersebut untuk memudahkan para petani ikan gurami dalam membayangkan bentuk serta ukuran bibit yang dimaksud. Tim yang diketuai oleh Firman Ardyansyah tersebut melihat laju pertumbuhan ikan gurami yang didukung teknologi pemeliharaan tepat dapat menghasilkan produksi optimal dengan waktu pemeliharaan relatif cepat. Opini masyarakat tentang “ikan lambat tumbuh” pun akan hilang. Penerapan kolam dengan teknologi micro bubble generator dapat meningkatkan efisiensi dan mempercepat pertumbuhan ikan gurami. Gelembung micro bubble generator yang kaya oksigen dapat meningkatkan ketahanan hidup ikan sehingga menghasilkan ikan gurami dengan berat lebih dari 40%, panjang bertambah 30% dan keselamatan hidup naik 9%. Teknologi ini juga mampu mempersingkat waktu panen benih ikan gurami dari 40 hari menjadi 35 hari. Banyaknya oksigen dalam air juga membuat ikan tahan terhadap serangan penyakit dan tidak mudah stres.

Penerapan teknologi yang diterapkan diwilayah Grojogan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, DIY ini akan mempercepat waktu pertumbuhan ikan gurami sehingga meningkatkan produktivitas dan laba dari penjualan. Market place penjualan ikan gurami selama dua tahun berjalan masih mengandalkan penjualan kepada penadah atau pengepul, hal tersebut disebabkan ketersediaan ikan hasil pembibitan masih terbatas. Pemasaran ikan gurami dapat dikembangkan dengan memperluas jaringan di beberapa wilayah sekitar Yogyakarta seperti daerah Klaten, Magelang dan Purworejo dengan ketersediaan stok ikan yang mencukupi permintaan pasar. Firman Ardyansyah, dkk berharap dengan pengembangan teknologi dalam pembenihan gurami ini dapat meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dalam upaya menggugah aksi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi micro bubble generator sehingga  mampu meningkatkan kualitas ikan gurami yang dapat menambah keuntungan penjualan. Firman Ardyansyah, dkk juga berharap para mahasiswa lainnya turut meningkatkan inovasi dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.

Hasil karya Firman Ardyansyah, dkk yang mengangkat judul “Feed Your Fish With Technology” Pengembangan Gurami Unggul Berbasis Micro Bubble Generator, ini mampu diakui oleh pemerintah melalui Direktorat Kemahasiswaan Kemenristekdikti sehingga menjadi salah satu kelompok mahasiswa yang mampu meloloskan proposalnya dalam Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2018. KBMI merupakan upaya Direktorat Kemahasiswaan Kemenristekdikti untuk mengembangkan dan memperbanyak jumlah mahasiswa berwirausaha. Melalui Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) tersebut akan mendukung pencapaian indikator kinerja Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yaitu meningkatkan jumlah mahasiswa berwirausaha. KBMI telah memberikan dampak positif pada mahasiswa untuk mendorong mahasiswa berwirausaha, termasuk model pengembangan usaha yang dimiliki oleh mahasiswa. (tdj)