Mahasiswa IST AKPRIND Ciptakan Alat Deteksi Luka dengan Sensor Warna

0
1315

3 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro IST AKPRIND Herza Taufiq Marhuda dan Ari Dwi Atmoko (Angkatan 2016) serta Arizki Primayuda (Angkatan 2015) berhasil menciptakan alat pendeteksi luka berbasis sensor warna. Pembuatan alat ini merupakan kelanjutan dari lolosnya proposal ketiga mahasiswa tersebut dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori Karca Cipta (KC) yang didanai oleh Belmawa Kemristekdikti dengan judul proposal Pemanfaatan Sensor Warna TCS230 Sebagai Identifikasi Perkembangan Luka Menuju Penyembuhan Berbasis Arduino.

Andang Novianta, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing ketiga mahasiswa tersebut mengungkapkan bahwa sebelumnya telah terdapat penelitian yang memperkenalkan metode untuk mengklasifikasi luka akut dan kronis berdasarkan penampilan klinis luka. Klasifikasinya yaitu Wounds Yellow (secreting)/Luka kuning (tersembunyi), Wounds Black (luka Hitam) dan Wounds Red (clean)/luka merah (bersih). Sejak itu, klasifikasi tiga warna telah menjadi metode yang diterima diseluruh dunia di Indonesia sebagai evaluasi luka dan borok pada kulit. Salah satu indikator yang paling tepat dalam mengevaluasi perkembangan luka menuju penyembuhan didasarkan pada warna dan klinis penampilan permukaannya. Warnanya mencerminkan tingkat kebersihan luka, dan tingkat persiapan luka.

Representasi penilaian luka RYBP dalam catatan perawatan kesehatan elektronik luka (EHR) diperlukan untuk mengaktifkan standarisasi dalam perawatan luka. The Open EHR archetype adalah representasi informasi klinis yang dapat terikat ke terminologi untuk menjaga interoperabilitas antar sistem. OpenEHR draft archetype inspection dari luka terbuka tidak mewakili jenis jaringan tempat tidur luka, tetapi tidak menetapkan proporsi atau warna untuk jenis jaringan ini. Hasil survei berdasarkan formulir penilaian luka dari 17 pusat perawatan luka mendapatkan hasil 65% menggunakan penilaian RYBP luka dalam praktek klinis mereka, 19 dokter perawatan luka disurvei mengenai kesesuaian gambar luka yang dikalibrasi untuk rekomendasi pengobatan menggunakan skala jenis Likert, 41% percaya bahwa gambar itu mungkin cocok untuk rekomendasi pengobatan dan sisanya 39% berpikir bahwa mereka pasti cocok (Gallagher, 2012).

Berdasarkan hal tersebut, ketiga mahasiswa tersebut tertarik merancang dan mendesain suatu purwarupa identifikasi warna luka untuk mengetahui perkembangan penyembuhan luka dengan memanfaatkan sensor warna, dimana sensor akan mendeteksi warna RGB pada permukaan luka dan ditampilkan hasilnya pada LCD yang berbasis arduino. Alat ini mempermudah identifikasi luka dibidang medis. Hasil identifikasi melalui uji alat tersebut dapat ditindaklanjuti secara berkesinambungan. Tujuan dari program kegiatan karsacipta ini untuk mendapatkan sebuah ide atau gagasan dalam menciptakan sebuah alat deteksi warna luka berdasarkan warna dasar permukaan luka dan salah satu indikator informasi penilaian kesembuhan dari luka tersebut. Selain itu alat cipta ini dengan teknologi sederhana yang menggunakan perubahan gradasi warna atau nilai RGB (Red, Green, Blue) dapat mengidentifikasi perkembangan kesembuhan luka sebagai proses evaluasi penilaian luka dan data hasil dapat disimpan pada micro SD.

Target jangka panjang yang diharapkan dari program kegiatan karsacipta ini adalah adanya alat yang dapat mendeteksi warna tampilan klinis luka pada tubuh manusia untuk dijadikan evaluasi perkembangan dari proses penyembuhan luka. Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sistem, desain atau prototipe yang diharapkan terciptanya suatu sistem, desain purwarupa deteksi luka berdasarkan warna tampilan klinis luka sebagai salah satu indikator informasi penilaian kesembuhan dari luka, sehingga bekerja dengan lebih efektif dan efisien terutama pada bidang yang berkaitan dengan medis. Luaran lain dari penelitian ini juga untuk mendapatkan paten sederhana, jika implementasi dan hasil uji coba dari kegiatan karsacipta ini dapat berfungsi dan menghasilkan unjuk kerja sistem yang baik, maka metode ini merupakan ide orisinil (murni) yang belum pernah dibuat sebelumnya atau dipatenkan sebelumnya. (tdj)