Sejak ditetapkan sebagai Budaya Asli Indonesia oleh UNESCO, dan ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional, pakaian dan aneka asesoris atau perlengkapan dari bahan batik Indonesia menjadi tren di masyarakat. Aneka produk batik booming di pasaran. Masyarakat menjadi percaya diri memakai busana batik Indonesia. Apalagi dengan beberapa instansi baik pemerintahan ataupun swasta serta sekolah turut mengembangkan tradisi berpakaian batik pada hari-hari tertentu. Hal tersebut menjadikan prospek usaha batik Indonesia semakin terbuka lebar.
3 mahasiswa IST AKPRIND, Canggah Besari (Teknik Geologi) serta Lalang Pramuditya dan Roni Abdillah (Teknik Industri) melakukan invoasi kreatif desain batik dengan mengembangkan motif desain Batik No Narkoba atau BNN. Ketiga mahasiswa tersebut membuat kreasi desain motif batik yang tidak hanya ‘apik’ untuk digunakan, namun juga memiliki makna atau pesan tertentu. Pesan yang ingin disampaikan adalah pesan agar menjauhi narkoba atau kampanye gerakan anti narkoba. Anti Narkoba dipilih sebagai pesan dalam motif batik tersebut karena melihat kondisi dari generasi muda saat ini yang sangat memprihatinkan perihal penyalahgunaan narkoba. Pesan anti narkoba tersebut diharapkan dapat tersampaikan melalui desain motif “Batik Anti Narkoba” yang merupakan kreasi desain motif batik sebagai upaya kampanye gerakan anti narkoba.
Hasil karya mahasiswa IST AKPRIND ini diakui oleh Direktorat JEnderal Pembelajaran dan Kemahaiswaan Kemenristekdikti setelh proposal yang dikirimkan mampu lolos dalam Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2018. Dibawah bimbingan dosen Nurul Dzakiya, S.Si., M.Sc., Batik No Narkoba menjadi salah satu proposal yang lolos dari total 10 proposal yang mampu diloloskan oleh kelompok mahasiswa IST AKPRIND. IST AKPRIND menduduki peringkat 5 nasional dan menjadi yang terbaik di DIY dalam KBMI 2018.