“Gunung Ireng” Berawal dari Penelitian berkembang jadi Kawasan Wisata

0
1872

Berkembangnya kawasan Gunung Ireng menjadi desa wisata tidak terjadi secara tiba-tiba. Namun melalui proses yang panjang dengan tidak sedikit harus melalui diskusi yang panjang dengan warga setempat karena cepat atau lambat berpengaruh dengan kebiasaan dan budaya warga setempat. Hal itu diungkapkan Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T.,ketua tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional saat menggelar sarasehan di Kawasan Wisata Gunung Ireng bersama Camat/Panewu Patuk, Dinas Pariwisata Gunungkidul, Bapeda Gunungkidul, Rektor IST AKPRIND Yogyakarta, Yayasan Pembina Potensi Pembangunan, Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat IST AKPRIND, lurah desa Pengkok, Beji, Salam dan Semoyo, serta Pokdarwis Gunung Ireng dan masyarakat padukuhan Srumbung.

Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T., mengungkapkan saat pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Desa Pengkok, Patuk, Gunungkidul tidak merasa ada yang istimewa di wilayah ini, sebab kondisi Geografis dan kondisi bebatuan hampir sama dengan wilayah lain. Namun bersama dua dosen Teknik Geologi lainnya, Dina Tania, S.T., M.T., dan Nur Widi Astanto Agus Tri Heriyadi, S.T., M.T., feeling nya sebagai orang Geologi berulangkali membawanya untuk datang dan melakukan penelitian. Seringnya berinteraksi dengan warga desa Pengkok akhirnya mendapat informasi adanya gunung yang tidak terlalu tinggi bernama Gunung Ireng di padukuhan Srumbung.

Bagi sosok yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Mineral, IST AKPRIND Yogyakarta ini, Gunung Ireng merupakan obyek yang istimewa. Karena gunung ini bukan hanya menyuguhkan pemandangan alam yang istimewa namu juga bermanfaat bagi sisi pendidikan. Menurutnya Gunung Ireng merupakan bagian dari Gunung Api Purba Nglanggeran yang sudah dikenal masyarakat terlebih dahulu. Gunung ini istimewa karena memiliki beberapa batuan yang tidak dimiliki atau dijumpai ditempat lain.

Gunung Ireng sebagai salah satu destinasi wisata minat khusus akan menjadi andalan Kabupaten Gunungkidul menjadi primadona saat pengelolaannya dijalankan dengan baik dan tepat. Destinasi ini akan mampu menjadi pesaing utama Gunung Nglanggeran dan mendongkrak destinasi-destinasi wisata lain di sekitarnya. Hal itu akan terjadi hanya jika sistem pemasaran, pengiklanan dan promosi tepat sasaran, didukung kondisi geologi yang spesifik dan menjual. Geologi Gunung Ireng meliputi geomorfologi, litologi dan stratigrafi, serta sejarah geologinya akan memberikan edukasi baru bagi pengunjung. Dari data stratigrafi terukur batuan gunung api di daerah penelitian adalah bagian dari Formasi Nglanggeran. Kelompok batuan vulkanik yang berkomposisi andesit piroksen (andesit basaltis) adalah bagian dari Formasi Nglanggeran bawah, sedangkan kelompok batuan vulkanik berkomposisi andesit (dengan mineral horenblenda) adalah bagian dari Formasi Nglanggeran atas. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa gunung ireng awalnya merupakan gunung yang berada berada di laut dengan kedalaman cukup. Namun seiring pertumbuhan kubahnya akhirnya semakin lama sampai ke permukaan. Usia gunung ini diperkirakan diatas 20 juta tahun.(tdj)