Universitas AKPRIND Indonesia (Akprind University) menerima kunjungan audiensi dari Trilogika Edutama pada Selasa (6/8). Pertemuan dilaksanakan di Ruang Kerja Pimpinan Kampus I, dalam rangka audiensi terkait pengembangan unit usaha dan kegiatan pelatihan, serta sertifikasi kompetensi.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Rektor Dr. Edhy Sutanta, S.T., M.Kom., Wakil Rektor II Catur Iswahyudi, S.Kom., S.E., M.Cs. MTA., dan Direktur Direktorat Inovasi, Inkubasi Bisnis, dan Kerjasama (Dl2BK) Dr. Syafriyudin, S.T., M.T., dan Direktur Akprind Technopark (DAT) Sementara itu, Trilogika Edutama diwakili oleh Founder Hazwan Iskandar Jaya, S.P., Direktur Fawwaz Chaidir, beserta staf yang mendampingi.
Dalam sambutannya, Edhy menyampaikan bahwa dosen Akprind University sudah banyak yang memiliki sertifikat kompetensi dalam berbagai bidang, dan memiliki kepakaran yang telah diimplementasikan di masyarakat dan industri. Selain itu, hasil-hasil luaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilakukan para dosen juga sudah banyak yang diterapkan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Menurutnya hasil penelitian dan PkM tersebut perlu diwadahi dan diberdayakan agar memberi dampak yang lebih luas.
Edhy juga memaparkan bahwa Akprind University akan segera membentuk unit usaha di lingkungan kampus. “sehari yang lalu kita sudah diskusi dan sepakat untuk segera membentuk unit usaha, untuk layanan pelatihan & sertifikasi sekaligus mewadahi kegiatan kepakaran dosen dan penerapan teknologi hasil-hasil penelitian dan PkM dosen dan mahasiswa. Luaran kegiatan penelitian dan PkM dosen diharapkan berupa inovasi dan teknologi yang betul-betul bisa diterapkan dan diperlukan oleh masyarakat, baik industri maupun masyarakat umum,” ujarnya.
Selain itu, Rektor berharap dengan adanya kerja sama dengan Trilogika Edutama, dapat mengakselerasi pengembangan unit usaha baru yang akan dibentuk di Universitas AKPRIND Indonesia. Salah satu wujud kerja sama yang bisa dilaksanakan seperti penyelenggaraan pelatihan yang melibatkan instruktur dari dosen Akprind University, kuliah umum, gathering, dan lainnya.
Sementara itu, Hazwan menyampaikan terkait dengan pengembangan unit usaha, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi, menurutnya, setiap perguruan tinggi seharusnya memiliki side business yang mendukung upaya pengembangan kompetensi. “karena kan lembaga perguruan tinggi itu lulusannya adalah SDM yang nanti akan dipergunakan oleh pihak-pihak lain baik itu industri maupun pemerintahan, maka kompetensinya harus relevan” katanya.
Baca juga: Training of Trainer Calon Pengajar Kolah Banyu oleh Tim PPK Ormawa BEM Akprind University
Baca juga: Audiensi Akprind University dan FKIJK DIY: Dorong Literasi Keuangan dan Eduwisata
Selain itu, Hazwan juga menekankan pentingnya dalam menghadapi isu strategis dalam dunia ketenagakerjaan saat ini. Ia menyebutkan terdapat empat isu utama yang menjadi perhatian, salah satunya kondisi eksisting ketenagakerjaan. “kondisi eksisting ini link and match-nya masih belum padu, nah ini kemudian oleh pemerintah dibentuk Tim Koordinasi Nasional Vokasi dan turunannya di bawah itu ada Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) yang dibentuk oleh gubernur dan bupati/walikota,” ujarnya.
Isu kedua yang disampaikan, tentang bonus demografi yang sedang dihadapi Indonesia. Hal tersebut masih menjadi target utama di perguruan tinggi agar generasi muda emas tersebut kedepannya tidak menjadi generasi cemas. Selain itu, isu lainnya yakni industry 4.0 dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Menurutnya, otomatisasi, perubahan perilaku, dan penggunaan teknologi yang semakin berkembang menjadi tantangan tiap perguruan tinggi.
“Perguruan tinggi diharapkan mampu menyesuaikan kurikulumnya agar lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan mampu bersaing di ranah MEA,” pungkasnya. (Pub)