Dalam beberapa hari terakhir sempat heboh di beberapa media nasional yang memberitakan tentang seorang ilmuwan dari Indonesia yang sedang menempuh studi di Belanda. Dwi Hartanto, sempat menghebohkan Indonesia dengan informasi berbagai penemuan dan prestasinya sehingga dijuluki “The Next Habbie” hingga akhirnya yang bersangkutan mengklarifikasi sendiri bahwa prestasi dan penemuan yang sempat dipublikasikan tersebut tidak benar.
Terkait dengan kasus yang sedang menghebohkan Indonesia tersebut, Rektor IST AKPRIND Yogyakarta Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T dengan didampingi Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Muhammad Sholeh, S.T., M.T., dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiwaaan Alumni dan Kerjasama, Ir. Joko Waluyo, M.T., diruang kerjanya Senin (9/10) menyatakan bahwa memang benar bahwa Dwi Hartanto yang membikin heboh di dunia maya dan dunia pendidikan tersebut adalah merupakan alumni IST AKPRIND Yogyakarta.
Rektor mengungkapkan,Dwi Hartanto masuk menjadi mahasiswa di IST AKPRIND Yogyakarta pada tahun 2001 (Angkatan 2001) pada program studi Teknik Informatika yang berada dibawah naungan Fakultas Teknologi Industri. Dengan nomor mahasiswa 01052087, Dwi Hartanto mampu lulus tepat waktu pada tanggal 15 Nopember 2005 dengan predikat Cumlaude karena mampu meraih IPK 3,88. Judul skripsi yang diangkat untuk memenuhi syarat kelulusan adalah “Membangun Robot Cerdas Pemadam Api Berbasis Algoritma Kecerdasan ANN (Artificial Neural Network). Yang bersangkutan menunjukkan prestasi sebagai lulusan terbaik pada wisuda periode tersebut. Pada tahun 2005 Dwi Hartanto juga merupakan salah satu mahasiswa berprestasi tingkat kopertis Wilayah V Yogyakarta . Sementara selama menempuh pendidikan di IST AKPRIND tidak menunjukkan atau melakukan kecurangan atau perbuatan tercela sehingga yang bersangkutan gagal dalam mengikuti kegiatan akademik. Semua yang dilakukan saat menjadi mahasiswa berjalan dengan normal dan wajar sehingga syarat untuk mendapatkan status gelar sarjana sudah terpenuhi.
Terkait dengan kiprah dan tindakan yang menghebohkan setelah yang bersangkutan lulus sekitar 12 tahun yang lalu. Rektor menegaskan bahwa hal tersebut sebagai tanggung jawab pribadi yang bersangkutan, tidak ada kaitannya dan bukan tanggung jawab IST AKPRIND Yogyakarta. Sebab selepas diwisuda pada tahun 2005, praktis tidak terdapat komunikasi lagi antara yang bersangkutan dengan pihak kampus dalam hal ini IST AKPRIND Yogyakarta. Hal tersebut hampir sama dengan jika terdapat pejabat yang merupakan alumni sebuah Perguruan Tinggi yang melakukan korupsi atau melakukan tindakan melawan hukum lain, hal tersebut merupakan tanggung jawab pribadi dan bukan lagi tanggung jawab almamaternya dulu.
Sesuai dengan misi IST AKPRIND, Rektor menjelaskan bahwa dalam melakukan proses pendidikan dan pembelajaran kepada mahasiwa senantiasa menekankan kepada nilai, etika, norma dan disiplin, termasuk aspek kejujuran akademis. Berbagai upaya dilakukan sejak mahasiswa diterima melalui pemberian pembekalan pada masa orientasi studi mahasiswa baru, pelatihan pengembangan kepribadian, kegiatan organisasi kemahasiswaan, sampai pembekalan menjelang wisuda selalu menekankan pada aspek soft skills dan kejujuran.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor IST AKPRIND secara lembaga juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan dengan adanya kasus ini. Adanya seorang lulusan IST AKPRIND yang melakukan kebohongan publik tentu kami dan seluruh sivitas akademika IST AKPRIND sangat kecewa, dan kami juga sebagai lembaga ikut merasa bersalah. Rektor juga berharap semoga masyarakat utamnya dunia pendidikan dapat memandang masalah ini dengan arif dan adil serta dapat mengambil pelajaran dari kasus ini.*rev(tdj)